Powered By Blogger

Sabtu, 21 Maret 2009

Antara Dream Land, Nusa Dua, dan Kuta




Hari kedua di bali, sekarang rencananya adalah lihat-lihat pantai. Saya berangkat dari rumah zein setelah shalat dzuhur. Tujuan pertama kita adalah pantai dreamland. Kata zein pantai dremland lebih bagus dari pada pantai kuta. Perjalanan ke dreamland lumayan jauh, sekitar 30 menit dari denpasar melewati sunset road.
Masuk ke dalam area kampus Udayana dan jalan kearah GWK (garuda wisnu kencana), gwk itu semacam pusat kebudayaan di bali gitu. Disana sedang proses pembangunan pantung wisnu menaiki garuda. Tapi ketika saya ke bali tahun 2003 dahulu pembangunannya sampai sekarang belum juga selesai.
Di pinggir jalan banyak baliho raksasa yang mengiklankan tentang resort-resort di kawasan tersebut. Akhirnya kita masuk kedalam kawasan yang namanya Pecatu Indah Resort. Rupanya konsep pecatu ini sama dengan konsep Nusa Dua.


Sebuah konsep properti yang didalam satu kawasan terdapat resort, pantai, golf dan perumahan elit untuk orang yang berduit lebih tentunya. Setelah masuk, kawasasn pecatu ini merupakan area yang masih dalam proses pengembangan. Sehingga didalamnya terlihat maih belum rapi dan banyak bangunan sedang dalam proses pembangunan.
Karena gerbang masuk pecatu berada di atas dan pantai berada di bawah, maka view pantai yang indah akan terlihat dari atas, bahkan akan terlihat pula pantai kuta di sebelah kanan. Walaupun masih dalam pengembangan jalan di pecatu sudah diaspal kok. Jadi perjalanan kesana nyaman dan menyenangkan.
Sesampai di gerbang masuk dreamland, motor kita parkir di lahan yang sudah disediakan preman bali. Lokasi parkiran boleh dibilang masih jadul n jelek banget. Masih pasir dan berbatu-batu. Dari parkiran menuju ke pantai perjalanan sekitar 300 meter.
Turun menuju pantai kita akan jalan melewati kafe-kafe. Kafe ini jangan dibayangkan seperti di pinggir jalan. Tapi kafe ini seperti warung yang ada di pinggir jalan-jalan kecil di tangkuban perahu. Bedanya di tangkuban perahu didepan kafe ada kawah dan di dreamland di depan kafe ada sungai yang menuju ke laut. Diujung jalan kafe ini barulah pantai dreamland.
Sesuai dengan namanya, pantai yang satu ini memang bagus dan indah. Menurutku nusa dua, kuta, dan sanur kalah jauh dengan keindahan pantai ini. Pasir putih dan topografi pantai membuat saya kagum. Pantai dreamland ini, kata zein merupakan tempat dimana para artis dalam negeri berkunjung. Dan tempat orang-orang bule berjemur. Dan zein memang benar, saya jarang melihat orang indonesia berlibur di pantai ini. Kebanyakan orang bule dan jepang. 






Tapi pesona pantai ini masih kalah dengan pantai di daerah lombok, saya yakin itu. Setelah puas poto-poto, kami menuju parkiran bersiap menuju nusa dua. Rupanya tukang parkirnya sialan masa parkir motor 3 ribo. Biaya-biaya lainnya gratis cuman bayar parkir/pungli doang ke dreamland.


Nusa dua, adalah sebuah tempat resort terpadu yang dikelola secara profesional. Dan namanya sudah terkenal diseluruh dunia. Bahkan ada sebuah jargon yang menyatakan bahwa kalau bule yang berlibur ke kuta itu bule miskin, tapi bule yang ke nusa dua itu bisnisman.
Jargon itu memang benar karena nusa dua emang beda dengan kawasan bali lainnya. Disana terlihat seperti komplek perhotelan elit, dan masing-masing hotel memiliki pantai masing-masing, yang khusus diperuntukkan bagi pengunjung hotel. Sedangkan bagi wisatawan lokal/berkantong tipis yang ingin menikmati nusa dua, hanya dipersilahkan melihat pantai paling ujung yang diapit dua pulau kecil (jadi pulau kalau lagi pasang doang).




Walaupun begitu, suasna pantai nusa dua yang saya nikmati kemarin terasa berbeda dengan nusa dua pada tahun 2003, perbedaanya ketika tahun 2003 saya menikmati pantai ketika air sedang pasang. Dan kini saya menikmati pantai ketika sedang surut sekali, sekitar 100 meter dari ujung pantai. Sehingga tampak biota-biota laut dan karang.
Kawasan nusa dua memiliki banyak pepohonan, sehingga saya tidak merasakan panas matahari pantai. Objek lain yang menarik hati saya adalah adanya pura di salah satu pulau kecil di nusa dua. Kemudian saya pergi ke ujung pulau tersebut dan mendapati sebuah batu karang yang indah.




Setelah bosan melihat pantai nusa dua, saya dan zein berkeliling di kawasan nusa dua dengan menggunakan sepeda motor kami. Saya banyak melihat turis-turis mancanegara sedang berjalan-jalan menikmati keindahan sore hari. Ketika akan pulang saya melewati sebuah balon udara besar yang dipergunakan untuk wisata. Pikiran saya membayangkan bahwa balon ini terbang diatas pantai-pantai selatan bali.
Keluar dari daerah nusa dua, saya mendesak zein untuk pergi ke kuta. Akhirnya zein pun mau untuk pergi kekuta, perjalanan ke kuta memakan waktu sekitar 30 menit juga. Sebelum ke kuta, saya dan zein pergi ke bandara Ngurah Rai untuk melihat bandara dan mencari masjid untuk shalat ashar. Jam 5 sore kita ke kuta.

patung di ngurah rai

Kuta, saya lebih senang menyebutnya sebagai kota. Karena kondisi kuta tampak bagi saya seperti kota, memiliki banyak hotel dan tempat perbelanjaan modern. Sedangkan jarak ke denpasar lumayan jauh. Jadi apa salahnya menyebutkan kuta adalah kota tersendiri.
Pantai kuta termasuk pantai yang panjang, kita memarkirkan motor dekat dengan hardrock cafe 1000 sekali parkir. Tekad saya saat itu adalah melihat sunset di kuta. Ketika melihat jam di hp, ternyata sunset masih 1 jam lagi. So, saya dan zein memiliki inisiatif untuk berjalan-jalan menikmati kota kuta.


Sore hari tersebut suasana kuta lumayan ramai, wisatawan asing banyak yang keluar untuk menikmati sunset, maklum cuaca pada saat itu sedang cerah. Saya dan zein berjalan menyusuri toko-toko di kuta yang suasananya nampak seperti kota-kota di luar negeri. Perjalanan itu menuntun saya ke kawasan legian di tugu peringatan bom bali. Tugu yang lumayan megah, dandisana tertampang nama-nama korban bom bali.



Traveler sejati harus menggunakan kakinya untuk berjalan. Kemudian kita masuk kedalam gang kecil yang langsung tembus ke pantai kuta. Toko-toko souvenir dan kedai seafood banyak terdapat dalam gang ini. Pandangan zein tertarik pada sebuah toko dvd bajakan, kami masuk kedalam toko dan membeli sebuah film hollywood.
Yang saya sangat kaget ketika mendengar pelayan menyebutkan harga film sebesar 15.000 rupiah satu dvd, 2X lipat dari harga dvd di kota kembang bandung. Pikirku, bisa kaya nih kalau jualan dvd bajakan.

Akhirnya, pantai kuta yang terkenal sudah didepan mata kita. Sore itu pantai kuta memang benar-benar sangat ramai sekali. Jalanan didepan pantai sudah sangat macet. Wisatawan lokal dan mancanegara sudah bercampur baur. Sulit dibayangkan jika tsunami terjadi berapa puluh ribu yang akan menjadi korban.
Pasir pantai kuta berwarna putih diatas dan hitam di bawah, kebetulan saat itu air sedang surut. Pantai kuta tidak seperti kuta 2003 dulu. Kini telah menjadi pantai yang kotor. Walaupun masih tersisa sedikit keindahannya. Mengenai ombaknya masih seperti dulu besar dan asyik untuk surf.
Di pinggir pantai banyak orang menyewakan papan-papan surfing dan banyak juga orang bule berjemur dengan memakai kota sponge bob. Beberapa saat saya terdiam menikmati suasana pantai kuta, saya melihat ke arah kiri dimana disitulah tempat melihat sunset yang bagus. Pikiran saya memerintahkan untuk menuju ke karang.



Feeling saya benar kali ini, karang lokasi ini memang bagus. Beberapa fotografer pro sudah mulai berjejer menunggu datangnya sunset. Sayang saya tidak memiliki kamera yang mumpuni. Hanya mengandalkan kamera hp zein saja. Hasil gambar sunset pun tidak terlalu bagus. Selesai dengan itu semua kami pulang menuju rumah zein.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar


ShoutMix chat widget