Powered By Blogger

Selasa, 24 Februari 2009

Danau bedugul



Ketika hati sudah bosan berada di kebun raya, kami membuat dua pilihan. Pilihan pertama adalah pergi ke pembangkit listrik dan pilihan kedua pergi ke danau untuk naek perahu. Setelah mengalami diskusi panjang, akhirnya keluarlah danau sebagai solusi yang menarik. Dikarenakan lokasi danau berada sangat dekat dengan kebun raya. Bahkan dari kebun raya ada lokasi yang dapat melihat danau/view danau.


Kita kembali ke mobil dan langsung meluncur ke jalan raya denpasar singaraja. Tidak sampai lima menit, pemandangan danau sudah terlihat. Danau bedugul adalah objek wisata yang terkenal di indonesia maupun mancanegara. Danau ini sangatlah indah karena dikelilingi perbukitan yang masih hijau. Apalagi disana terdapat pura yang berada sedikit menjorok ke danau.

Untuk tempat parkir didanau, ada 3 tempat. Yang aku tahu ada 2 tempat, pertama sebelum pintu masuk danau resmi (istilah gw) yaitu sebuah parkiran mobil yang disana terdapat dermaga perahu dan boat. Kedua di pintu masuk danau resmi, daerah ini sangat ramai, di pintu masuk resmi ini ada beberapa pura, pura yang menjorok ke danau ada di lokasi ini dan ada juga beberapa taman yang enak dipandang.

Karena kepingin naik perahu maka tempat perberhentian yang dipilih adalah opsi pertama. Setelah mempaskan mobil, kami berjalan menuju dermaga boat dan perahu. Kebetulan aku bertemu dengan alumni Assalaam dulu, dia adik kelasku. Setelah basa basi rupanya dia habis naik boat n mau langsung balik ke denpasar.

Sampai didermaga, yah bisa dikatakan dermaga karena banyak perahu-perahu yang merapat dan tempat naik-turunnya penumpang. Dari dermaga ini, terlihat danau dengan view yang indah, lurus arah dermaga agak kekanan sedikit. Disana ada dermaga yang agak besar, yang berisi banyak boat, jetski, n paralayang perahu. Ini maksudnya tempat parkiran ketiga. Sayangnya waktu itu aku gak sempat menanyakan dimana daerah tersebut pada penduduk sekitar.

Karena kita banyakan waktu itu, terpaksa memakai asas musyawarah. Didapat kesimpulan, naik boat maksimal 5 orang dengan biaya rp. 180.000,00. dan rp. 150.000,00 dengan maksimal penumpang 3 orang. Untuk jetski dan paralayang lokasi berada di dermaga satu lagi. Biaya tersebu diatas dengan fasilitas keliling danau sekali dan ada baju pelampungnya. Selain perahu bermotor, disana juga disediakan perahu berkekuatan semangat. Perahu berkekuatan semangat hanya Rp. 60.000,00 per perahu dan muat 5 orang. Itu tanpa pendayung alias dayung sendiri, kalau tambah pendayung harga untuk pendayung bisa nego.

Tanpa nunggu lama kita langsung naek perahu, model perahunya seperti perahu biasa tapi ada tambahan penyeimbang dikanan dan kirinya. Kita berlima memegang sebuah dayung. Sehingga ketika perahu sudah meluncur dan lepas tali tambatnya, langsung saja kita semua ngedayung perahu.

Waktu pertama ngedayung semuanya masih pada semangat, kita malah memiliki rencana untuk ngedayung sampai ujung danau. Karena kita penasaran dengan desa yang berada di ujung danau. Saat itu aku berpikir itu adalah trunyan, trunyan adalah tempat perkuburan adat bali. Dimana mayat orang yang telah meninggal disemayamkan tidak dengan dikubur atau dibakar melainkan di taruh di bawah pohon sampai menjadi tulang-belulang.

Ngedayung itu rupanya punya cara, tidak bisa kita ngedayung asal ngedayung, perlu adanya kerjasama dan keseimbangan dan ada juga pengatur arah yang berada di bagian belakang. Kalau ritmenya kacau, arah akan berubah dan tenaga yang dikeluarkan akan sia-sia belaka.

Setelah mendayung beberapa menit, sampailah kami hampir ditengah danau. Setelah foto-foto dikit, aku nyeletuk ”gmn, kalo kita ke pura itu?”. Rupanya celetukkanku disambut baik. Jadi kita ngedayung lagi menuju pura, boat-boat banyak berkeliaran dipinggir-pinggir danau dan pura juga merupakan tujuan kunjungan mereka. Bukan kunjungan singgah hanya kunjungan berhenti untuk melihat dari atas boat.

Karena boat menggunakan mesin, ombak yang dibuatnya juga besar. So perahu kami sering kali terombang-ambing oleh ombak yang dibuat oleh boat maupun jetski. Setelah perjuangan keras sampailah kami dipinggir pura. Cuaca saat itu berawan juga, sehingga hasil foto kamera kurang bagus. Dari atas perahu kami mencoba menjalin komunikasi dengan beberapa turis asing. Komunikasi yang dimaksud adalah melambai-lambaikan tangan kepada mereka, dan mereka melambai-lambaikan tangan kepada kita. Maklum, perahu yang menggunakan tenaga semangat jarang sampai disana. Soalnya perjalanan lumayan jauh dan melelahkan.

Ambil beberapa gambar n kita perjalanan pulang menuju dermaga, yah tukang dayungnya dah pada capek sehingga ritmenya dah kacau. Sampai di dermaga rasanya seneng banget n capek banget. Temen-temen yang lain pada pingin makan bakso malang untuk ngisi tenaga yang terpakai buat ngedayung. Sedangkan aku, zein dan helmi memiliki ide lain. Idenya adalah ’gimana kalau kita ke pura!’.


Tanpa melapor, kami langsung berangkat menuju gerbang masuk resmi danau dan pura bedugul. Karena tempatnya lumayan dekat so jalan kaki aja deh. Pertama masuk ke wilayah ini, sudah terlihat banyak orang menjajakan oleh-oleh dan pernak-pernik bali. Wisatawan asing juga banyak, karena sore hari aku langsung saja masuk ke lokasi. Sedangkan zein dan helmi, karena mereka adalah penduduk bali yang taat pada peraturan. Mereka membeli tiket masuk sebesar 12 ribu, tanpa bukti tiket atau kertas apapun.

Karena tidak mau memperpanjang masalah dan tidak ingin membuang waktu. Langsung kita berjalan menyusuri jalan yang menurun. Nampak gerbang masuk khas bali, dan beberapa tempat sesajen. Suasana diluar gerbang sangat asri dan indah, kebersihan dan kerapian nampak disana sehingga hatipun enak. Melewati gapura, nampak pura disebalah kiri dan kanan, sedangkan didepan danau dan pura yang menjorok kedanau. View ini sangat indah, objek yang sangat bagus untuk difoto.


Di pinggir danau, kita mengambil beberapa gambar dekat dengan pura yang menjorok kedanau. Sebenarnya pura ini punya nama, tapi aku lupa namanya. Pura ini juga sering mucul di televisi. Sayangnya teratai pura ini tidak ada yang mekar ketika kita datang.


Sudah puas dengan ini semua, dan sudah muak dengan keindahan ini semua. Dan tidak lupa bersyukur kepada Allah yang telah menciptakan alam ini dan aku mampu melihatnya. Saatnya pulang menuju denpasar. Karena kita pergi ke pura tidak memberi kabar kepada teman2 yang lain, so kita menerima konsekuensi untuk mendapat ceramah sore. Jam 5.30 wita kita pulang ke denpasar.

Rabu, 18 Februari 2009

Kebun Raya Bali




Suasana yang hijau dan asri di kebun raya bogor rupanya dapat disaingi oleh kebun raya bali. Suasana yang dingin dan asri di daerah bedugul, membuat kebun raya ini menjadi primadona bagi warga bali dan turis yang sedang berlibur.

Kebun raya bali yang bernama eka karya terletak dikawasan bedugul-bali, 30 menit dari denpasar kalau berangkat pada pagi hari dengan menggunakan kendaraan pribadi. Atau bisa menggunakan mini bus dengan jurusan singaraja-denpasar, tapi lama banget nunggunya..

Perjalanan menuju bedugul seperti biasa berkelok-ke

lok dan menanjak, karena bedugul adalah perbukitan. perjalanannya sama seperti menuju puncak. Jikalau cuaca sedang cerah, kita dapat melihat beberapa pegunungan yang ada di bali seperti gunung batur dll. Banyak pemandangan indah dan menarik di sepanjang perjalanan.

Hari Minggu di penghabisan bulan januari, aku, zein dan beberapa kawan pergi ke bedugul, kami berangkat dari denpasar dengan menggunakan 2 mobil. kami berangkat jam 12.00 siang dan sampai di kebun raya jam 13.00. Maklum, hari minggu jalanan ramai.

Planing utama kami adalah bermain bola di kebun raya, kebetulan helmi temanku merupakan anak dari seorang yang punya urusan dengan kebun raya. Sehingga kami mendapat free pass.. harga tiket biasa sekitar 12 ribuan. Sebelum masuk kami membeli nasi bungkus di warung muslim di pasar bedugul. Kemudian kami shalat dzuhur di masjid dekat gerbang masuk.

Setelah selesai shalat, kami langsung masuk ke kebun raya. Yah saat itu cuaca berawan dan lokasi lumayan ramai. Setelah berkeliling untuk cuci mata, mobil akhirnya diparkir dekat dengan lapangan bola.


Kebun raya, yah seperti yang kita bayangkan. Dipenuhi dengan berbagai macam jenis pohon. Mulai dari pohon besar dan kecil, dari jenis palm dan mahoni. Rindang, asri dan bersih, serta kelebihan dari kebun raya ini menurutku, kita dapat melihat danau bedugul dari sisi atas kebun raya.


Untuk berlibur bersama keluarga, bisnis, dan outbond kebun raya ini bisa dijadikan sebuah rekomendasi yang bagus. Karena kebun raya ini juga menyediakan beberapa fasilitas resort.


Kebun raya juga menyediakan peta, sehingga pengunjung dapat melihat posisi dimana berada dan lokasi-lokasi menarik lainnya di kebun raya.

Senin, 16 Februari 2009

Technorati Profile

Minggu, 15 Februari 2009

Tips n triknya naik herkules ala gw

  1. Harus punya kenalan/teman atau famili yang kerja di TNI AU yang jabatannya lumayan…
  2. Kalo berani coba jalan-jalan ke pangkalan TNI AU, trus nanya2 ma penjaganya, mungkin bisa dapat naik pesawat dengan beberapa imbalan.
  3. Bawa MP3, walkman atau apa saja soalnya diatas pesawat berisik..n kalo bisa download dulu game di hp banyak2 supaya bisa dimainin diatas pesawat..kalo naik herkules hape gak usah dimatiin kok..
  4. Bawa jaket, walaupun herkules tapi ACnya dingin..
  5. Bawa makanan n minuman soalnya gak ada pramugari yang nawarin makanan loh..
  6. Harus siap 2 jam sebelum berangkat, soalnya jadwalnya bisa saja maju bisa juga mundur..
  7. Pergi ke toilet sebelum terbang karena di pswat toiletnya cuman ditutup ama sejenis kain gitu...

Naik herkules pertama kalinya.....



Yang namanya nasib gak ada yang tau, pada hari selasa di akhir bulan januari lalu perjalanan dimulai. Aku sekali lagi yakin bahwa dengan silaturahmi banyak hal yang dapat diperoleh.

Secara tidak sengaja, aku main kekost teman di DU (dipati ukur). Rupanya kawan yang dicari tidak ada. Ketika mau balik, kebetulan aku bertemu dengan kawanku lain yang tinggal satu kostan dengan orang yang aku cari. Setelah ngobrol-ngobrol banyak, ternyata dia punya rencana trip ke malang memakai pesawat herkules.

Malamnya aku berpikir untuk ikut serta, rasa penasaran mencoba herkules begitu kuat sehingga esok paginya aku langsung mengutarakan niatku. Akhirnya dia membolehkan dan berangkatlah aku kemalang dengan menggunakan herkules gratis...semalam gak bisa tidur ngebayangin gimana rasanya naek pesawat C-130 herkules itu..

Kenapa bisa gratis?? Rupanya herkules itu punya jadwal terbang rutin ke pangkalan-pangkalan udara di indonesia. Jadi kita ngakunya menjadi keluarga salah seorang personel angkatan udara. Karena syarat naik herkules harus merupakan anggota atau keluarga pensiunan angkatan udara atau mempunyai ijin khusus.

Hari kamis jam 10 pagi rencana pesawatnya berangkat. Aku berangkat dari rumahku yang dicicaheum pukul 7.40, karena kemacetan bandung aku sampai di kostan temen jam 8.30. rencananya pagi itu kita mau sarapan dulu, tetapi kawanku mendapat telepon darurat, isinya mengabarkan bahwa herkules berangkat jam 9 pagi.

Mendengar hal tersebut kami langsung bersiap dan mencari taksi. Perjalanan menuju bandara alhamdulillah lancar sehingga kita tiba di husen sastranegara pukul 9 tepat. Telepon kawanku memberi arahan untuk langsung menuju ke DAAU (semacam ruang tunggu keberangkatan pesawat). Kemudian kami bertemu dengan seorang petugas yang menanyakan nama dan kartu identitas kami untuk dimasukkan kedalam data penumpang pesawat. Aku deg-degan juga, soalnya aku gak bawa ktp saat itu. Tapi rupanya solusi masalahnya sepele, kita tinggal menyebutkan nama yang menjamin dan disuruh nunggu akhirnya. Ruang tunggu disana gak seperti ruang tunggu di airport-airport penerbangan domestik, maklum gak ada airporttax.hehehe

Diruang tunggu saat itu telah ramai, berisi keluarga dan personel TNI yang akan berangkat ke malang. Personel TNI menggunakan baju dinas yang rapi, intinya kebanyakan penumpang menggunakan pakaian yang rapi dan pantas. Kadang aku malu juga dengan keadaan diri kami yang berpenampilan ’GAUL’ sehingga beberapa penumpang curi-curi pandang gitu. Yah maklumlah masih anak muda jadi masih ganteng-ganteng gitu..

Tanpa diberi komando kami langsung duduk menunggu keberangkatan. Ternyata waktu keberangkatan ditunda karena ada beberapa urusan yang belum selesai. Delaynya gak lama kok cuman 3 jam aja jadi jam 12 berangkat ke abdurrahman saleh. Akhirnya bengonglah kami bertiga di ruang tunggu. 2 temenku yang lain karena termasuk orang yang gak gaptek, karena punya gadget2 mutakhir. Sedangkan aku cuman punya hp yg warna tok cuman bisa nerima telpon ma baca sms. Aku inisiatif aja jalan-jalan di sekitar DAAU, liat-liat landasan pacu yang luas dan banyak angin sepoi-sepoi bertiup. Karena PT DI berada di bandung, aku melihat dengan jelas pabrik pesawat buatan indonesia itu.

Menurutku tidak selamanya perbuatan nguping itu buruk. Nguping juga ada manfaatnya. Perut sudah keroncongan karena dari pagi belum makan, dengan disengaja aku mendengar dua orang manusia sedang bercakap-cakap tentang kantin yang ada di pangkalan tersebut. Tanpa pikir panjang langsung aku ajak seorang kawan untuk makan di kantin. Lumayan untuk ukuran kantin di bandara disana tersedia nasi rames, soto, dan ayam bakar/goreng. Aku makan ayam bakar dan temanku makan soto. Harganya standar bandung kok cuman 8000 ribo seporsi.

Sudah kenyang, sekarang tinggal nunggu waktu berangkat. Jam 12 kurang semua personel sepertinya sudah hadir dan sudah siap berangkat. Tanpa arahan kami langsung menuju gate dan menyerahkan boarding pass..ternyata naek herkules juga ada boarding passnya lo.. Sebelum naek aku iseng minjem hape temen dan click ambil gambar satu. Herkules tidak begitu tinggi tangganya tidak seperti naik boeng dll...

Kesan pertama dalam herkules, wah ruangannya luas bisa bawa truk satu nih..atau tanklah atau apa saja. Tempat duduknya bisa dilipat rupanya.wong cuman kaen doang kok. Duduknya hadap-hadapan, kami duduk bertiga bersebelahan. Dimuka kami seorang ibu-ibu duduk bersama dua anaknya.. langit-langit herkules kalo dibayangkan penuh dengan kabel-kabel dan pipa ac.

Sayangnya jendela tidak banyak, hanya ada didepan saja sedangkan kami duduk ditenah. Ketika baling-baling hidup, waw suaranya bung.. pesawat mulai menuju ke landasan pacu..gak ada intruksi seperti biasa oleh pramugari dan gak ada sabuk pengamannya. Tapi aku malah merasa aman disana.. mungkin karena banyak personel sehingga dalam pikiranku, kalo jatuh juga tinggal ambil parasut aja...


Pass take off rasanya biasa aja..nah pas diatas hpkan tidak dimatikan..baru take off masih ada sinyal, 1 menit masih ada sinyal,2 menit ada, 3 menit ada, pikirku hebat juga nih provider masih ada sinyal diudara..beberapa menit kemudian muncul tulisan diluar service...

Perjalanan ke malang memakan waktu sekitar 1 jam, kebanyakan penumpang malah tertidur lelap termasuk kedua temanku..aneh kok bisa ya?? Padahal berisik banget..mungkin aku yang sok bersih, make berihin telinga segala sih sebelum berangkat. Seperti biasa aku disana memperhatikan hal-hal yang ada di dalam pesawat..lalu muncullah pikiran, ni kalo mw kencing gimana ya?

Setelah memperhatikan dengan seksama dan menganalisa dari dua objek. Akhirnya didapatlah kesimpulan bahwa kencing terletak di belakang badan herkules, tempatnya seperti tempat buang air kecil ditoilet dengan ditutup oleh sejenis kain..

Jam 1 tepat aku ngecek hp dan ternyata sinyal sudah ada, peawat mulai turun perlahan-lahan dan mendarat dengan selamat dimalang.. sampai dimalang otakku langsung berfikir, mau nginap dimana nih malam ini. Maklum kedua kawanku nginap di asrama mereka. Akukan gak mungkin nginap disana. Kawan-kawan di malang aku kontak satu persatu sampai akhirnya ada seorang kawan yang rela menjemputku.

Turun dari pesawat tanpa mikir macam-macam aku berniat jalan keluar dari landasan langsung terus nyari bis ke tempat kawanku. Tapi aku lihat sebuah mobil sedan TNI masuk ke landasan dan keluarlah seorang perempuan yang rasa-rasanya pernah liat nih wajahnya.. Ternyata dialah yang membantu kami naik herkules.

Langung saaja naik mobil yang telah disediakannya untuk kami, dan diantarkanlah kami ke jalan borobudur. Disana aku berpisah dengan mereka semua karena aku punya perjalanan sendiri yang lain,,



ShoutMix chat widget